Berikut coba saya identifikasi:
1. Belum adanya sistem transportasi yang komprehensif
2. Budaya perilaku di jalan hanya memikirkan kepentingan diri sendiri
3. Infra struktur belum bagus
4. Pertambahan jumlah pemakai jalan tidak diimbangi dengan peningkatan budaya
5. Contoh: jalan Rusak, Angkot Ngetem, Sepeda motor zig zag, Bus berhenti didekat perempatan jalan, Pedagang kaki lima memenuhi jalan, dll
Bagaimana memperbaiki?
darimana memulai perbaikan?
Tanggung jawab siapa?
Ayo kawan-kawan kita urun rembug.
salam.
Adhy
Sistem Transportasi darat yang komprehensif:
1. Intensifikasi Penggunaan Feeder Busway:
Komprehensif?? yang bagaimana itu???
Misalnya, kita sudah memilih sistem transportasi massal di Jkt menggunakan busway. Dipikirkan bagaimana orang dari rumahnya ada akses ke busway yang relatif dekat dg rumah, dan dari kantor ke Halte Busway ke arah pulang, agar tidak bawa mobil ke kantor. perlu ada feeder busway yang memadai, nyaman, aman. Setelah turun dari busway, ada feeder juga yang routenya dekat ke perkantoran dari Halte Busway. Demikian sebaliknya pada saat pulang kantor, ada feeder dari kantor ke Halte Busway. Setelah sp halte tujuan ada Feeder yang mengangkut penumpanmg dr Halte Bus way ke rumah.
Ini baru satu aspek perlunya perencanaan yg matang dg operasional Feeder Busway.
Salam, Adhy
Berbicara
mengenai Feeder Bus Way
( Salah satu metoda mengurangi kemacetan)
Apa yang dimaksud dengan Feeder Bus Way ?
Yang dimaksud dengan Bus Way adalah Trans Jakarta. Bahasa sehari-hari di publik lebih populer dengan sebutan Bus Way.
Feeder Bus Way adalah mode transportasi yang merupakan bagian dari Bus Way yang fungsinya mengantarkan penumpang dari Halte kendaraan tertentu menuju Halte Bus Way terdekat sesuai tujuan penumpang dan sebaliknya mengantar penumpang yang turun dari Bus Way menuju Halte pemberangkatan Feeder yang arahnya bisa ke arah pemukiman warga atau ke arah perekantoran tempat warga bekerja atau objek yang ingin dituju.
Hal ini tidak bisa cuma diomongin belaka. Dari sejak Bus Way beroperasi sudah didesign adanya Feeder Bus Way. Cuma penerapannya masih belum terasa sama sekali.
Program ini harus segera dimulai atau dibenahi.
Dari mana memulainya? Suatu permisalan kita mau makan daging gajah ( kiasan dari masalah besar dan komplek yang harus diselesaikan). Kita tidak bakalan mungkin mau menelan gajah itu utuh-utuh. Tentu digigit satu gigitan, kunyah sampai lumat dan kemudian ditelan. Demikian seterusnya kita gigit mungkin sampai berbulan-bulan tidak habis. Kalau mau cepat habis harus dimakan bersama-sama banyak orang.
Nah.... demikian pula kalau mau menyelesaikan masalah kemacetan. harus digigit satu-satu sampai lumat. Kita sudah sepakat mau menggigit daging gajah bagian Feeder Bus Way. Ternyata Bagian Feeder Bus Way nya juga besarnya sak Gajah. Ini harus dimakan rame-rame.
Kita ambil contoh Bus Way Route Blok M ke arah Kota. Ada beberapa stasiun / halte di sepanjang jalan Blok M dan Kota. Setiap stasiun mestinya ada feeder agar orang yang mau bepergian tidak perlu lagi bawa mobil sendiri. Ini saja Daging Gajahnya sudah cukup besar. Yuk kita coba Gigit dulu bagian Halte Blok M. Dari mana saja kemungkinan penumpang yang akan naik di Halte Blok M? Itu harus ada feedernya. Mari kita potong lebih kecil lagi daging gajahnya. Kita fokus pada jalan dari Blok M ke arah Selatan, Jalan Panglima Polim, Jalan Fatmawati, Jalan Pondok Labu, Jalan Cinere, Jalan Limo sampai ke Parung. Kalau ini ada feeder bus way nya, bayangkan berapa mobil yang berkurang lalu lalang di jalan.
Dalam filosofi Continual Improvement setiap hari ada yang kita benahi sedikit demi sedikit tetapi terus menerus. Tidak boleh berhenti di Stasiun "Wacana Doang". Sekali ada Wacana harus dimulai menggigit dagingnya satu demi satu gigitan.
Dalam Continual Improvement selalu Fokus pada Proses. Pikirkan bagaimana proses Transportasi orang mau berangkat ke kantor agar mau beralih ke Bus Way?
Fokus Pada Proses :
Dalam kasus Feeder Bus Way ada beberapa proses yang terkait agar konsep feeder itu dapat berjalan dengan baik. Proses dilihat dari sisi Customer, dari sisi Partner, dari sisi Internal Trans Jakarta.
1. Dari sisi customer :
( Salah satu metoda mengurangi kemacetan)
Apa yang dimaksud dengan Feeder Bus Way ?
Yang dimaksud dengan Bus Way adalah Trans Jakarta. Bahasa sehari-hari di publik lebih populer dengan sebutan Bus Way.
Feeder Bus Way adalah mode transportasi yang merupakan bagian dari Bus Way yang fungsinya mengantarkan penumpang dari Halte kendaraan tertentu menuju Halte Bus Way terdekat sesuai tujuan penumpang dan sebaliknya mengantar penumpang yang turun dari Bus Way menuju Halte pemberangkatan Feeder yang arahnya bisa ke arah pemukiman warga atau ke arah perekantoran tempat warga bekerja atau objek yang ingin dituju.
Hal ini tidak bisa cuma diomongin belaka. Dari sejak Bus Way beroperasi sudah didesign adanya Feeder Bus Way. Cuma penerapannya masih belum terasa sama sekali.
Program ini harus segera dimulai atau dibenahi.
Dari mana memulainya? Suatu permisalan kita mau makan daging gajah ( kiasan dari masalah besar dan komplek yang harus diselesaikan). Kita tidak bakalan mungkin mau menelan gajah itu utuh-utuh. Tentu digigit satu gigitan, kunyah sampai lumat dan kemudian ditelan. Demikian seterusnya kita gigit mungkin sampai berbulan-bulan tidak habis. Kalau mau cepat habis harus dimakan bersama-sama banyak orang.
Nah.... demikian pula kalau mau menyelesaikan masalah kemacetan. harus digigit satu-satu sampai lumat. Kita sudah sepakat mau menggigit daging gajah bagian Feeder Bus Way. Ternyata Bagian Feeder Bus Way nya juga besarnya sak Gajah. Ini harus dimakan rame-rame.
Kita ambil contoh Bus Way Route Blok M ke arah Kota. Ada beberapa stasiun / halte di sepanjang jalan Blok M dan Kota. Setiap stasiun mestinya ada feeder agar orang yang mau bepergian tidak perlu lagi bawa mobil sendiri. Ini saja Daging Gajahnya sudah cukup besar. Yuk kita coba Gigit dulu bagian Halte Blok M. Dari mana saja kemungkinan penumpang yang akan naik di Halte Blok M? Itu harus ada feedernya. Mari kita potong lebih kecil lagi daging gajahnya. Kita fokus pada jalan dari Blok M ke arah Selatan, Jalan Panglima Polim, Jalan Fatmawati, Jalan Pondok Labu, Jalan Cinere, Jalan Limo sampai ke Parung. Kalau ini ada feeder bus way nya, bayangkan berapa mobil yang berkurang lalu lalang di jalan.
Dalam filosofi Continual Improvement setiap hari ada yang kita benahi sedikit demi sedikit tetapi terus menerus. Tidak boleh berhenti di Stasiun "Wacana Doang". Sekali ada Wacana harus dimulai menggigit dagingnya satu demi satu gigitan.
Dalam Continual Improvement selalu Fokus pada Proses. Pikirkan bagaimana proses Transportasi orang mau berangkat ke kantor agar mau beralih ke Bus Way?
Fokus Pada Proses :
Dalam kasus Feeder Bus Way ada beberapa proses yang terkait agar konsep feeder itu dapat berjalan dengan baik. Proses dilihat dari sisi Customer, dari sisi Partner, dari sisi Internal Trans Jakarta.
1. Dari sisi customer :
- Proses Transportasi dari Rumah
sampai ke tempat tujuan dan Proses dari tempat tujuan tadi kembali ke
rumah.
- Proses pembayaran biaya
transportasi feeder yang paling murah dan mudah bagi penumpang.
2. Dari sisi
partner :
- Proses pengadaan mobil untuk
feeder, bisa pengadaan sendiri, bisa kerjasama dengan moda transportasi
yang sudah ada, misalnya Angkot yang disulap dengan Cat Feeder Trans
Jakarta.
3. Proses
Internal Trans Jakarta dalam pengelolaan Feeder Bus Way.
- Pengaturan Schedule agar Feeder
selalu tersedia
- Pengaturan sistem pembayaran
yang accountable
- Pengaturan perawatan mobil
feeder
- Pengaturan kerjasama dengan
penyedia mobil feeder ( bila diperlukan adanya partner).
- Pengaturan sistem penggajian
driver
Ternyata baru membahas Feeder Bus Way dari Parung sampai dengan Blok M prosesnya cukup komplek. Itulah kenyataannya. Harus dimulai. Sekali Model ini terwujud, untuk feeder Halte / Stasiun yang lain akan lebih cepat selesainya.
Yuk kita bahas rame-rame biar daging gajahnya lekas habis. Kalau mau berdiskusi tersendiri bisa lewat email atau no HP saya. adhynv12@gmail.com no HP 0811 190 935 dg Adhy.
Continual Improvement yg saya beri contoh diatas adalah Cara Mengatasi Masalah Kemacetan Lalu Lintas. Banyak masalah besar lainnya yang dapat diselesaikan dengan konsep Continual Improvement. Segala Bidang tahapannya senada.
Bagi pemerhati Permasalahan Bangsa yuk kita urun rembug, jangan ngedumel tiap hari kena macet.
Salam, Adhy.
No comments:
Post a Comment